Tuesday, June 9, 2020

Dampak postif COVID-19 menyadarkan manusia untuk hidup benar dengan alam

Seorang mama Papua sedang berkebun

Manokwari,- Sabtu, (6/6/2020) Andreas Deda, seorang dosen di fakultas Sastra dan Budaya, Unipa, menyampaikan pesan back to basic, back to nature, being Papuan as people who have the land didalam diskusi online yang dilakukan oleh Bentang Nusantara (Bentara Papua).

Topik dari kegiatan tersebut yaitu “kesadaran bersama kembali ke alam untuk pulih dari pandemik covid 19”. “saya bersyukur dengan adanya COVID 19 ini mengembalikan kesadaran kita ke alam” ujar pak Deda.  Sambungnya, ini adalah dampak positif dari pandemik yang terjadi saat ini.

Ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan sosial distancing atau pembatasan sosial berskala besar (PSBB), tentunya akan berdampak pada segala bidang kehidupan oleh sebab itu masyarakat harus bisa mempersiapkan diri sedini mungkin untuk bertahan hidup / sustainable of life or survive.

Staf dirjen kebudayaan itu berkata bahwa memikirkan kondisi yang akan terjadi kedepan, ia sadar dan mulai mengambil tindakan berkebun yang dilakukannya di halaman tempat tinggalnya. Ia juga mengajak mahasiswa di asrama Jayapura untuk ikut melakukan kegiatan tersebut.

Ia melihat kegiatan yang dilakukannya bersama dengan anak asramanya memberi banyak manfaat dan nilai baginya, nilai yang sama juga dibagikan oleh narasumber kedua dalam diskusi tersebut yaitu sebagai manusia seharusnya tidak menganggap dirinya lebih penting dari alam tetapi masnusia adalah bagian dari alam.

Manusia hidup dari apa yang telah alam sediakan, tetapi manusia egois dalam mengkonsumsi dan mengeksploitasi hasil bumi ini, kata Westiani Agustin. Ia menjelaskan keadaan sebelum dan sesudah COVID-19 pada sesi dua diskusi itu. Sebelum adanya pademik manusia hidup Cuma mementingkan diri sendiri tanpa memikirkan keadaan alam.

Manusia menganggap dirinya lebih diatas dalam tingkat kehidupan di alam, pikiran inilah yang menjadikan manusia lupa akan alam yang adalah rumahnya. Westiani berharap dengan terjadinya pandemik ini manusia dapat merubah pola pikirannya menjadi eko, yaitu berpikir manusia adalah bagian dari alam dan manusia sejajar dengan alam.

Pikiran seperti ini akan membuat manusia sadar akan alam yang berada disekelilingnya dan tahu cara bersikap yang benar terhadap alam, agar ketika dalam kondisi yang terbatas seperti saat ini manusia bisa tetap bertahan hidup dengan bergantung pada alam sekitar.(Susan)

 


Dampak postif COVID-19 menyadarkan manusia untuk hidup benar dengan alam

Seorang mama Papua sedang berkebun Manokwari,- Sabtu, (6/6/2020) Andreas Deda, seorang dosen di fakultas Sastra dan Budaya, Unipa, menyampa...